
Jakarta, 11 Agustus 2025 — Suasana aula sekolah pagi itu dipenuhi warna merah putih. Bendera-bendera kecil berkibar di tangan para siswa, headband merah putih menghiasi kepala mereka, dan pita-pita semarak menambah nuansa kemerdekaan. Di tengah riuh semangat, Polres Metro Jakarta Selatan hadir memberikan edukasi hukum bagi generasi muda, khususnya terkait bahaya perundungan (bullying), dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.
Acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya secara khidmat, diikuti doa pembuka untuk kelancaran kegiatan. Wakil Kepala Sekolah, Bapak Doni, membuka sambutan dengan ucapan terima kasih kepada jajaran kepolisian atas program Mantap Polisi Datang ke Sekolah, sebuah inisiatif untuk membekali siswa dengan wawasan hukum dan kesadaran sosial sejak dini.
Suasana semakin hangat saat Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol. Nicolas Ary Lilipaly, naik ke podium. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan pesan motivasi yang membekas di hati para siswa: “Semua kesuksesan pasti dilalui penderitaan. Harus tabah menjalani, tekun, dan ulet. Nanti kalian akan mendapat apa yang kalian mau.”
Beliau kemudian memaparkan tujuan program Mantap: menghadirkan polisi di lingkungan sekolah untuk membimbing siswa, memberikan pemahaman hukum, serta mencegah perilaku menyimpang seperti kriminalitas dan perundungan. Kapolres juga menjelaskan konsep Das Sollen (aturan yang seharusnya berlaku) dan Das Sein (kenyataan yang terjadi di masyarakat), agar siswa memahami kesenjangan antara ideal dan realitas.
Penjelasan Mengenai Bullying
Materi utama yang disampaikan adalah pengertian dan jenis-jenis bullying. Kapolres menjelaskan bahwa bullying merupakan perilaku agresif yang dilakukan secara berulang, melibatkan ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban, dan dapat terjadi dalam berbagai bentuk:
Dampak Serius dan Cara Mengatasinya
Kapolres Nicolas menekankan bahwa bullying berdampak luas:
Untuk menghentikan bullying, beliau memberikan tips praktis:
Interaksi Aktif Siswa
Saat kegiatan, bendera kecil, headband, dan pita merah putih dibagi membuat suasana semakin meriah. Tawa, tepuk tangan, dan sorak sorai siswa menutup acara yang bukan hanya memberi ilmu, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta tanah air.
Sesi tanya jawab berlangsung dinamis. Seorang siswa bertanya mengapa stalking termasuk perundungan, sementara siswa lain menanyakan contoh perilaku cyberbullying. Kapolres menjawab dengan bahasa yang mudah dipahami, disertai contoh nyata yang relevan dengan kehidupan remaja.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata sinergi antara Polri dan dunia pendidikan dalam membentuk karakter generasi muda yang cerdas, beretika, dan berjiwa nasionalis. Melalui edukasi yang dekat dengan realitas siswa, diharapkan bullying dapat dicegah dan sekolah menjadi lingkungan yang aman, nyaman, serta inspiratif bagi semua.